Rabu, 15 Juni 2011

Ileus Obstruktif

A.          PENGERTIAN
Obstruksi usus terjadi bila sumbatan mencegah aliran normal dari isi usus melalui saluran usus. (Smeltzer, 2001). Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran usus. obstruksi usus terjadi bila sumbatan mencegah aliran normal dan isi usus melalui saluran usus. obstruksi usus dapat bersifat akut maupun kronis, parsial maupun total. Sebagian besar obstruksi usus mengenai usus halus. Obstruksi total usus halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnose dini dan tindakan pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup. Aliran ini dapat terjadi karena dua tipe proses, yaitu :
1)        Mekanis
Terjadi obstruksi intralumen atau obstruksi mural dari tekanan pada dinding usus. contoh kondisi ini yang dapat menyebabkan obstruksi mekanis adalah intusussepsi, stenosis, tumor polipoid dan neoplasma, striktur, perlekatan, hernia dan abses.

2)        Non-Mekanis (Fungsional)
Muscular usus tidak mampu mendorong isi sepanjang usus. peristaltic usus dihambat akibat pengaruh toksik atau trauma yang mempengaruhi pengendalian otonom motilitas usus.

B.           ETIOLOGI
1)        Obstruksi Mekanis
a.    Adhesi
60 % dari obstruksi usus halus disebabkan oleh adhesi (perlengketan). Adhesi bisa terjadi setelah pembedahan abdominal sebagai respon peradangan intra abdominal. Jaringan parut bisa melilit pada sebuah segmen dari usus, dan membuat segmen itu kusut atau menekan segmen itu sehingga bisa terjadi segmen tersebut mengalami supply darah yang kurang.

b.    Hernias
Hernias bisa menyebabkan obstruksi apabila hernia mengalami strangulasi dari kompresi sehingga bagian tersebut tidak menerima supply darah yang cukup. Bagian tersebut akan menjadi edematosus kemudian timbul necrosis.

c.    Tumor
Tumor yang makin membesar akan menyumbat lumen usus.

d.   Volvulus
Usus yang terpelintir dapat pula menyebabkan obstruksi. Seperti strangulasi hernia, pada volvulus terjadijuga gangguan supply darah yang kurang yang bisa menyebabkan ischemia dan necrosis jaringan.

e.    Intussusceptions
Intussusepsi adalah invaginasi atau masuknya sebagian dari usus ke dalam lumen usus yang berikutnya. Intussusepsi sering terjadi antara ileum bagian distal dan cecum, dimana bagian terminal dari ileum masuk kedalam lumen cecum. Strangulasi bagian ileus yang masuk kedalam lumen cecum bisa terjadi.

2)        Obstruksi Non – Mekanis
a.    Paralitic ileus
Tidak ada gerakan peristaltis bisa diakibatkan :
-       Pembedahan abdominal dimana organ-organ intra abdominal mengalami trauma sewaktu pembedahan.
-       Elektrolit tidak seimbang terutama hypokalemia

b.    Mesenteric vascular occlusion infarct
Penyumbatan pembuluh darah yang memberi supplai pada usus akan mengganggu fungsi usus itu. Penyumbatan ini bisa disebabkan oleh atheroscelerosis yang luas atau thrombosis pada arteri mesenterium.

C.            PATOFISIOLOGI
                            Mekanis                                                          Non – Mekanis

Obstruksi usus
Akumulasi gas dan cairan intralumen
disebelah proximal dari letak obstruksi

                 Distensi                                                                       Gangguan reabsorpsi
                       
Me tekanan intralumen              Proliferasi bakteri             Kehilangan H2O & elektrolit

       Iskemia dinding usus                                                               Me volume ECF

         Kehilangan cairan
   menuju ruang peritoneum

                   Pelepasan bakteri & toksin dari usus
                   yang nekrotik ke dalam peritoneum
                                & sirkulasi sistemik
                                              
                              Peritonitis septicemia                                       Syok hipovolemik             
                       
D.           MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala cardinal obstruksi usus halus, yaitu;
1)   Peregangan abdomen sampai menjadi distensi,
2)   Nyeri menyerupai kejang dan di pertengahan abdomen, memberat bila letak obstruksi makin tinggi.
3)   Muntah.
4)   Konstipasi.
5)   Faeces dan flatus mungkin tidak dikeluarkan pada permulaan obstruksi usus halus.
6)   Pada obstruksi komplet, peristaltic usus pada awalnya menjadi sangat keras dan akhirnya berbalik arah, dan isi usus terdorong ke depan mulut. Apabila obstruksi terjadi pada ileum, maka muntah fekal dapat terjadi.
7)   Dehidrasi.

E.            KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada ileus obstruksi ;
1.      Peritonitis,
2.      Perforasi,
3.      Sepsis,
4.      Syok hipovolemik.

F.             PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.      Pemeriksaan Laboratorium, akan menunjukkan gambaran dehidrasi dan kehilangan volume plasma dan kemungkinan infeksi.
-          Darah lengkap
-          Elektrolit
2.      X – ray (radiologi); menunjukkan kuantitas abnormal dari gas dan/atau cairan dalam usus.

G.           PENATALAKSANAAN
1.      Dekompresi usus melalui NGT.
2.      Apabila usus tersumbat secara lengkap, maka diperlukan pembedahan.
3.      Terapi intravena untuk pengganti kehilangan air, natrium, klorida dan kalium.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Jilid 2. Jakarta : EGC.


Carpenito, Lynda Juall.  2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran.Edisi Ketiga. Jakarta : Media Aesculapius.

Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit Vol 2. Jakarta : EGC


Tidak ada komentar:

Posting Komentar