Perawatan Wajah Berjerawat


Acne vulgaris atau biasa disebut jerawat, terutama dijumpai pada masa remaja, walaupun tidak menutup kemungkinan penyakit ini terjadi pada dekade ketiga dan ketempat dari masa kehidupan. Sekitar 90% dari seluruh remaja mengalami akne dalam derajat yang berbeda – beda, dan 20% memerlukan pertolongan dokter. Pada umumnya keluhan penderita lebih bersifat estetis, sehingga perlu diperhatikan dampak psiko – sosial penyakit ini pada remaja, yang dapat mempengaruhi interaksi sosial, prestasi sekolah dan juga pekerjaan.. 
Adanya acne dapat membuat hidup menjadi tidak menyenangkan, dan acne sering sekali terjadi pada orang – orang yang berusia belasan dan dua puluhan tahun yang merupakan kelompok umur yang paling tidak siap menghadapi dampak psikologis acne. Bagian wajahlah yang paling sering terkena dan bagi remaja wajah bernilai penting, yang berkaitan dengan pengembangan citra dirinya. Pada masa – masa ketika acne menyerang, hubungan utama selain dengan keluarganya dan lingkungan teman – teman sesama jenis yang erat menjadi semakin penting. Hendaknya disadari pula jika dampak psikologis dari acne tidak selalu berhubungan dengan derajat keparahan sebagaimana yang dianggap orang – orang. Seorang anak muda bisa menghabiskan waktunya merenungi nasibnya dengan berlama – lama di depan cermin, tidak peduli apakah yang tampak di sana hanya beberapa bintik atau ratusan.
Terapi acne vulgaris tidak mudah meskipun prognosanya baik tapi sering terjadi residif. Akibat terapi jangka panjang dapat menimbulkan beberapa efek yang merugikan misal terapi kortikosteroid jangka panjang akan berefek hiperglikemi, glukosuria, osteoporosis, miopati, psikosis afektif, moon face. Terapi acne perlu ditujukan ke arah etiologi yang multifaktorial. Masalahnya adalah bagaimana mengetahui factor – factor etiologi tersebut, sehingga sampai sejauh manakah pendekatan psikiatri perlu dipertimbangkan.
Penyebab dari penyakit ini belum jelas, berbagai penyelidikan yang lebih medium untuk mengetahui penyebabnya yang pasti masih banyak dilakukan, beberapa faktor yang disangka menjadi penyebab timbulnya acne vulgaris adalah :
1.         Genetika
Acne vulgaris sering dinyatakan penyakit yang diwariskan, tetapi hal ini belum dapat dibuktikan secara terperinci maupun pasti.
2.         Ras
Orang kulit berwarna lebih jarang terkena daripada orang kulit putih.
3.         Iklim / musim
Pada daerah beriklim tropis lebih banyak, karena sinar UV, temperatur dan kelembaban udara mempengaruhi aktivitas kelenjar sebasea.
4.         Stress emosional.
5.         Obat – obatan
Kortikosteroid dapat menimbulkan steroid acne.
6.         Endokrin
Kadar hormon androgen pada kulit pasien ternyata lebih tinggi daripada kadar orang normal. Peningkatan kadar hormone endrogen, mempunyai pengaruh penting pada aktivitas kelenjar sebasea dan selanjutnya mempengaruhi terjadinya acne vulgaris.
7.         Kosmetik
Kosmetik yang bersifat komedogenik ringan dapat mencetuskan timbulnya acne vulgaris.

Sedangkan factor – factor yang memegang peranan dalam pathogenesis acne vulgaris, yaitu:
a)          Meningkatnya produksi sebum, antara lain akibat pengaruh hormone androgen yang menyebabkan pembesaran kelenjar sebasea.
b)         Keratinisasi yang abnormal berupa hiperkeratinisasi dan hiperproliferasi sel – sel pada daerah infra infundibulum, yang mengakibatkan terjadinya penyumbatan saluran pilosebaseaoleh keratin dan sebum yang mengeras.
c)          Profilerasi Propionibacteriun acnes, kolonisasi mikobakterial menyebabkan meningkatnya lipolisis dan menginduksi kemotaktik factor yang menarik neutrofil dan memegang peranan pada proses peradangan.
d)         Infeksi bakteri corybacreium acnes, staphylococcus albus, pytyrosporum ovale mempengaruhi banyak terbentuknya lipase yang penting dalam pembentukkan komedo. Keaktifan kelenjar sebasea sendiri menentukan timbulnya penyakit, kebanyakan pada orang dengan kulit berminyak.

Apa yang harus dilakukan?????
Jika merawat orang dengan jerawat, maka :
a.         Nasehat umum dan dorongan mental
-        Pada penderita harus diterangkan bahwa akne disebabkan oleh tipe kulit dan perubahan hormon pada masa pubertas, yang menyebabkan timbulnya sebore dan bertambahnya produksi bahan tanduk di dalam saluran kelenjar sebasea karena reaksi kelenjar sebasea yang berlebihan terhadap kadar hormon sex yang normal.
-        Sifat akne adalah kambuhan dan kita hanya bisa mengurangi dan mengontrol aknenya dan bukan menyembuhkannya.
-     Pengobatan akne didasrkan pada tipe, kerasnya, lokalisasi, dan macam lesi. Pengobatan membutuhkan waktu lama dan kemungkinan diseratai efek samping. 
-    92% penderita akne akan memberikan respon terhadap pengobatan.

Perawatan mandirinya????
-          Perawatan di muka; Pemakaian sabun bakteriostatik dan deterjen tidak dianjurkan, bahkan pemakaian sabun berlebihan bersifat aknegenik dan dapat menyebabkan akne bertambah hebat (akne venenata).
-          Perawatan kulit kepala dan rambut; Pemakaian sampo yang mengandung obat untuk penderita akne dengan ketombe, sebaiknya dilarang sebab dapat memperhebat akne dan ketombenya dapat kambuh kembali dalam beberapa minggu.
-          Kosmetika dan bahan-bahan lain; Sebaiknya pasien dianjurkan untuk menghentikan pemakaian kosmetik yang tebal dan hanya memakai kosmetik yang ringan, yang tidak berminyak serta tidak mengandung obat (non medicated).
-          Diet; Menurut teori yang baru efek makanan terhadap akne diragukan oleh banyak penyelidik maka diet khusus tidak dianjurkan pada penderita akne.
-          Emosi dan faktor psikosomatik; Pada orang-orang yang mempunyai predisposisi akne stress dan emosi dapat menyebabkan eksaserbasi atau aknenya bertambah hebat.

Moga bermanfaat.........
Referensi,
Bagian Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. 1983. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin Edisi III. Jakarta : FKUI.

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Jilid 3. Jakarta : EGC.

Carpenito, Lynda Juall.  2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.

Djuanda, Adhi, dkk. 2004. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.3. Fakultas Kedokteran UI:  Jakarta